PEKALONGAN– Pemilihan ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMK Syafi'i Akrom Kota Pekalongan lebih canggih. Sistem yang digunakan menggunakan e-vote secara penuh Ada tiga calon ketua OSIS yang saat ini, Ahad, 24/9 2017 sedang berkompetisi dalam PILKAOS SMK SYAFI'I AKROM. Semuanya dari kelas XI. Masing-masing, Agung Kurniawan, Sarirotul Asfiya dan Amrina Rosada. Sedangkan jumlah pemilih ada 1.168 Mereka siswa dari kelas X, XI, dan XII. Pemilihan ketua OSIS disediakan empat PC (laptop) / komputer untuk e-vote Pembina OSIS SMK Syafi'i Akrom, Zamroni, S.Pd mengatakan, khusus e-vote sudah ada server. Tinggal membuat aplikasi dan memasukkan nomor kode akses, ”Persiapannya membutuhkan waktu dua hari,” terangnya kepada kami kemarin. Cara menggunakan e-vote, siswa datang ke petugas untuk menunjukkan kartu OSIS. Kemudian mendapatkan nomor induk siswa sesuai yang digunakan untuk membuka aplikasi. Selanjutnya, menuju ke komputer untuk masukkan nomor induk dan password. Di komputer pun muncul calon ketua OSIS. Baru siswa memilih. ”Tinggal di klik saja sesuai pilihan. Kemudian klik ”OK” untuk menyimpan pilihan. Selanjutnya keluar ke halaman utama. Setelah itu, siswa menandatangani daftar sebagai tanda sudah memilih. Dengan e-vote menjadi lebih praktis,” terangnya. Salah satu siswa kelas XII TKJ 4 M Wafdan Taqiyyan mengatakan, lebih mudah menggunakan e-vote. Sebab, tidak perlu melipat-lipat kertas. Apalagi sebelumnya ada petugas yang memberikan pengarahan. ”Baru tahu kalau pemilihan umum seperti OSIS ini bisa menggunakan komputer. Jadi, lebih hemat waktu. Siswa sudah tidak asing dengan komputer. Jadi, dirasa lebih mudah daripada sistem manual coblosan,” terangnya. Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Pekalongan Basir, SH menyambut positif hal ini. Sebab, hal ini bisa untuk pembelajaran tentang pemilihan umum (pemilu) yang memang diwacanakan menggunakan e-vote. ”Untuk pemilu masih wacana. Masih banyak yang perlu dipertimbangkan. Contohnya butuh biaya besar, karena harus menyediakan komputer dan server. Kerahasian juga bisa bocor. Belum lagi nanti persoalan jaringan. Tapi, saya yakin suatu saat Indonesia bisa menggunakan e-vote, asalkan calon berjiwa besar menerima kekalahan dan kemenangan,” demikian dia menerangkan dengan didampingi kepala SMK Syafi'i Akrom, Wahyudi, M.S.I